APa itu Pantun?

Apa itu pantun?

Pada prinsipnya pantun adalah bentuk dari puisi. Terdapat dua macam jenis puisi yang ada di Indonesia, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama adalah puisi kaku yang sangat terikat pada aturan kaidah persajakan. Sudah dikenal lama sejak bahasa melayu digunakan di Semenanjung Selatan, Malaya (sekarang Malaysia) dan pantai dan Kepulauan Timur Sumatera.

Sedangkan puisi baru adalah puisi yang sudah tidak terikat pada aturan kaidah persajakan dan lebih modern pada pilihan katanya. Puisi baru ini mulai hadir di masyarakat Indonesia sekitar tahun 1918-an. Era ini merupakan era munculnya kesusastraan angkatan Balai Pustaka.

Pantun sendiri merupakan senandung berbentuk puisi yang dinyanyikan, dapat di temui di banyak kebudayaan. Biasanya digunakan sebagai cara halus untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang lain. Pantun dapat menunjukkan kecekatan seseorang dalam berpikir dan bersilat dengan kata.

baca juga : pantun jenaka

Kaidah dan Ciri Pantun

Kita fokus ke pantun sekarang . Pantun adalah salah satu jenis dari puisi lama, selain dari puisi jenis mantra, karmina, syair, gurindam, talibun, seloka dan bidal. Nah, di antara semua jenis puisi lama tersebut, pantun adalah jenis yang paling tua. Contoh pantun lainnya:

Alangkah elok perak dan intan
Sulit mencarinya setengah mati
Orang gunung berlayar ke lautan
Tak tau apa yang hendak cari

Dengan melihat contoh itu, kamu tentunya dapat memahami bahwa membuat sebuah pantun haruslah terikat pada aturan-aturan dan kaidah agar sebuah tulisan dapat digolongkan sebagai sebuah pantun. Pantun haruslah memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan tulisan lainnya. Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut ini.

Baca : bilangan prima

  1. Dalam satu baitnya terdiri dari empat baris/larik.
  2. Tiap baris nya berisi 4–5 kata atau 8–12 suku kata. Jadi ingat, tiap-tiap larik haruslah minimal memiliki 8 suku kata dan maksimalnya 12 suku kata.
  3. Baris pertama dan kedua disebut sampiran. Yaitu kalimat pembuka pembicaraan yang kurang penting seperti basa-basi penyapa ,yang terkadang lucu, terkadang juga tidak masuk akal. Fungsinya menarik perhatian yang diajak bicara.
  4. Baris ketiga dan keempat adalah isi dari pantun. Isi adalah pembicaraan yang dijadikan tujuan atau kalimat tentang hal yang ingin disampaikan, bisa berupa saran, nasihat, kritik, rayuan, percintaan dan lain sebagainya.
  5. Memiliki rima akhir (sajak) yang berpola a-b-a-b. Pantun pada tiap-tiap akhir kalimat di setiap baris harus memiliki :
  6. a. Huruf akhir di baris ke 1 sama dengan huruf akhir di baris ke 3,
  7. b. Huruf akhir di baris ke 2 sama dengan huruf akhir di baris ke 4.
  8. Untuk dicatat pola a-b-a-b boleh di satu huruf terakhir saja yang sama, tapi akan lebih bagus bila dua huruf terakhirnya sama.
  9. Akan lebih baik lagi kalau pantun memiliki rima tengah di setiap barisnya (tapi ini boleh diabaikan).

baca : tabel periodik

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.